Stablecoin

Sepuluh bank besar Eropa, termasuk BNP Paribas, berkolaborasi untuk meluncurkan stablecoin berbasis euro. Inisiatif yang terdaftar di Amsterdam ini bertujuan menawarkan alternatif terhadap stablecoin dolar AS dan dijadwalkan rilis pada paruh kedua 2026.

Pernyataan keras dari bank sentral China memicu aksi jual besar-besaran di pasar kripto, membuat harga bitcoin anjlok ke $85.000 dan menyebabkan likuidasi senilai $900 juta. Analisis teknikal menunjukkan potensi penurunan lebih lanjut ke area $40.000-$50.000.

Bank sentral Tiongkok memperkuat larangan total terhadap aktivitas kripto, dengan menargetkan stablecoins dan menjanjikan pengawasan yang lebih ketat. Berita ini langsung membuat harga bitcoin jatuh tajam.

Harga ethereum berpotensi menembus 3.200 dolar didorong oleh imbal hasil yang rendah di platform pinjaman kripto, yang menunjukkan pasar belum mencapai puncaknya.

S&P Global Ratings menurunkan peringkat stabilitas USDT ke level terendah. Cadangan Tether dianggap tidak cukup untuk menahan crash bitcoin, dan transparansi yang minim semakin meningkatkan risikonya.

U.S. Bank, bank terbesar kelima di Amerika, sedang mengembangkan stablecoin di jaringan Stellar. Langkah ini mengikuti jejak bank besar lainnya dan didorong oleh regulasi baru di AS yang bertujuan memperkuat posisi dolar.

Layanan ‘beli sekarang, bayar nanti’ Klarna mengumumkan peluncuran stablecoin mereka, KlarnaUSD, yang akan didukung penuh oleh dolar AS dan diluncurkan pada 2026. Langkah ini terjadi bersamaan dengan rencana IPO mereka di Amerika Serikat.