Koreksi inflasi untuk uang saku? NIBUD melakukan penelitian tentang berapa besar uang saku yang diterima pelajar saat ini dan membagainya per kelompok usia. Hasilnya menunjukkan bahwa besaran uang saku rata-rata telah naik 29 persen sejak 2020 – angka yang lebih tinggi dari inflasi resmi. Baca di bawah untuk mengetahui berapa rata-rata uang saku yang diterima remaja pada tahun 2025.
Penelitian NIBUD: lebih sedikit anak yang menerima uang saku #
NIBUD (Nasionaal Instituut voor Budgetvoorlichting) bersama dengan ABN AMRO meneliti bagaimana pelajar mengelola uang. Dalam penelitian ini, mereka tidak hanya mengamati perilaku belanja, tetapi juga sumber pendapatan mereka. Dari penelitian tersebut terungkap bahwa sebagian besar pelajar, sekitar 85 persen, menerima uang saku dari orang tua mereka.
Angka ini menunjukkan penurunan kecil dibandingkan tahun 2020, saat angkanya masih 89 persen. Terutama pelajar yang lebih tua yang lebih jarang menerima uang saku (70 persen) dan lebih sering mendapatkan penghasilan dari pekerjaan sampingan (73 persen) dibandingkan pelajar yang lebih muda.
Uang saku naik lebih cepat dari inflasi #
Namun, pelajar saat ini menerima uang saku yang jauh lebih besar dibandingkan tahun 2020. Pada tahun 2025, jumlah rata-rata uang saku yang diterima pelajar adalah 40 euro per bulan. Angka ini memberikan gambaran yang sedikit bias, karena dalam perhitungan rata-rata ini, kasus-kasus ekstrem juga ikut serta. Median—sejenis rata-rata yang lebih realistis tanpa nilai ekstrem—berada di angka 25 euro.
Sebaliknya, pada tahun 2020, rata-rata uang saku masih berada di angka 31 euro, dengan median 22 euro. Dengan demikian, rata-rata uang saku telah naik 29 persen dalam lima tahun terakhir. Kenaikan ini sedikit lebih cepat dibandingkan inflasi sebesar 22 persen dalam periode yang sama.
Berapa uang saku pelajar pada tahun 2025? #
Tabel di bawah ini menunjukkan secara rinci berapa uang saku yang diterima pelajar pada tahun 2025 per usia.
| Kelompok Usia | Rata-rata | Median | Kisaran |
|---|---|---|---|
| 12 tahun | €31 | €22 | €20–22 |
| 13 tahun | €30 | €22 | €20–25 |
| 14 tahun | €42 | €26 | €25–32 |
| 15 tahun | €40 | €26 | €25–35 |
| 16 tahun | €53 | €30 | €25–43 |
| 17 tahun | €53 | €30 | €25–40 |
| 18 tahun | €66 | €43 | €40–50 |
| Total rata-rata: | €40 | €25 | €22–30 |
Uang baju #
Beberapa pelajar juga menerima uang baju pada tahun 2025. Hal ini berlaku untuk sekitar 30 persen pelajar. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2020, saat sekitar separuh pelajar menerima uang baju.
Anak-anak yang menerima uang baju mendapatkan rata-rata 72 euro per bulan dengan median 50 euro per bulan. Meskipun demikian, pelajar yang menerima uang baju lebih sering mengaku kekurangan uang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Menabung #
Meskipun pelajar sedikit lebih sering kekurangan uang, sebagian besar mengaku bahwa mereka menabung—sekitar 79 persen. Angka ini tidak jauh berbeda dari tahun 2020, saat angkanya 81 persen.
Yang menarik, pelajar pada tahun 2025 lebih menabung secara terstruktur. Pada tahun 2020, 31 persen pelajar menabung dengan jumlah tetap setiap bulan, namun angka ini meningkat menjadi 36 persen pada tahun 2025. Selain itu, penggunaan rekening tabungan kini mencapai 45 persen kasus, padahal pada tahun 2020 angkanya hanya 31 persen.
Pembelian crypto di Belanda memiliki batasan usia, jadi secara prinsip pelajar tidak melakukannya. Namun, penelitian terbaru dari Rabo Research menunjukkan bahwa orang dewasa muda saat ini lebih sering berinvestasi dan sepertiga dari investor muda kini memiliki crypto.
Inflasi dan pelajar #
Pendapatan pelajar tampaknya tidak luput dari dampak inflasi. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa orang tua di sebagian besar rumah tangga melindungi anak-anak mereka dan memberikan kompensasi yang lumayan besar atas kerugian nilai uang.
Namun, beberapa rumah tangga tampaknya harus mengetatkan ikat pinggang hingga harus menghapus uang saku atau uang baju sama sekali. Selain itu, pelajar saat ini tampaknya sedikit lebih sering menghadapi kekurangan uang dan lebih menabung secara terstruktur.