
Jumlah botol plastik yang dikembalikan masyarakat sudah bertahun-tahun berada di bawah target yang berlaku sejak 2022, menurut laporan NOS. Targetnya adalah 90 persen, namun tahun lalu produsen hanya berhasil mencapai 77 persen. Karena hal ini, regulator berencana untuk mengambil tindakan tegas.
Denda Paksa untuk Produsen #
Inspeksi Lingkungan Hidup dan Transportasi (ILT) tidak tinggal diam mengenai masalah ini. Produsen diharuskan memastikan botol plastik tidak berakhir di jalanan, namun mereka terus gagal memenuhi kewajiban ini. Oleh karena itu, ILT menuntut agar produsen membujuk konsumen untuk mengembalikan lebih banyak botol plastik mulai 1 Januari 2026.
Produsen harus memilih antara menaikkan jumlah statiegeld pada botol plastik atau memberikan bonus pengembalian. Jika tidak, organisasi produsen dan yayasan statiegeld, Verpact, akan terkena denda paksa jutaan euro.
Dalam sebuah laporan September lalu, Verpact telah menerima ’last onder dwangsom’ dari ILT. Laporan tersebut juga mengungkapkan berbagai kendala yang dihadapi konsumen, seperti jarak yang terlalu jauh ke lokasi pengembalian, tidak adanya titik pengembalian di tempat mereka mengonsumsi, serta antrean panjang. Akibatnya, botol-botol plastik ini tetap berakhir di pinggir jalan.
Kenaikan atau Bonus Pengembalian? #
Pengawas ingin Verpact menaikkan statiegeld menjadi minimal 30 sen untuk botol kecil dan 40 sen untuk botol besar pada awal 2026. Verpact bertanggung jawab atas pengumpulan dan daur ulang kemasan atas nama produsen.
Opsi lainnya adalah memberikan bonus pengembalian setidaknya 15 sen di atas statiegeld. Kombinasi dari kedua opsi tersebut juga memungkinkan. Tujuannya adalah untuk mencapai target pengembalian sebesar 90 persen.
Jika Verpact gagal mencapai target, organisasi ini harus membayar denda paksa sebesar 1,5 juta euro per hari, dengan maksimal 21 juta euro. ILT menyoroti besarnya uang yang berputar dalam sistem statiegeld. Antara Juli 2021 hingga akhir 2024, terdapat setengah miliar euro statiegeld yang tidak diklaim.
Tanggapan Verpact #
Verpact telah mengajukan keberatan kepada ILT dan memulai proses darurat untuk menangguhkan langkah-langkah ini, dengan alasan bahwa insentif finansial justru akan berdampak negatif. Mereka meminta Dewan Negara untuk menekan tombol pause.
Dalam sebuah penelitian wajib, Verpact berpendapat bahwa konsumen tidak akan tiba-tiba mengembalikan lebih banyak botol. Namun, inspeksi berdasarkan penelitian yang sama menyatakan bahwa ada puluhan juta botol tambahan yang akan dikembalikan, sehingga denda paksa menjadi hal yang masuk akal.
Ada juga denda paksa terkait dengan penambahan jumlah titik pengambilan dari 5.000 menjadi 9.500. Untuk setiap titik pengambilan di bawah target 9.500, Verpact harus membayar denda tambahan sebesar 25.000 euro.
Keputusan dari Dewan Negara akan diumumkan dalam dua minggu mendatang.