Skip to main content
Featured image for Analisis Belanda, PlanB: 'Bitcoin Sangat Diundervaluasi'
  1. Posts/

Analisis Belanda, PlanB: 'Bitcoin Sangat Diundervaluasi'

Gambar logo bitcoin di mesin ATM BTC

Dalam video terbarunya, analis kuantitatif asal Belanda, PlanB, menyelami lebih dalam angka-angka pasar bitcoin saat ini. Setelah penutupan bulan November di level $90.000, sebuah koreksi 30 persen dari rekor harga tertingginya, ketidakpastian sedang berlangsung. Level support $100.000 tidak berhasil bertahan, tetapi menurut pencipta model Stock-to-Flow, ada lebih dari sekadar penurunan harga yang terjadi.

Pasar saat ini memberikan sinyal yang campur aduk. Di mana siklus waktu dan beberapa indikator menunjuk ke arah bear market (penurunan), model valuasi fundamental justru menunjukkan bahwa bull market (kenaikan) besar masih di depan mata, menurut analis dalam video terbarunya. Gulir ke bawah untuk menonton videonya langsung.

Tiga Skenario untuk Bitcoin
#

Salah satu indikator krusial yang dibahas PlanB adalah Relative Strength Index (RSI). Indikator ini saat ini berada di level 55, sebuah level yang signifikan. Menurut analis, dari titik ini ada tiga skenario yang mungkin terjadi:

  1. Skenario Terburuk: Mirip seperti pada tahun 2014, 2018, dan 2022, RSI di level 55 menjadi pertanda dimulainya bear market jangka panjang. Ini berarti harga bisa jatuh lebih jauh, mungkin menuju $50.000.
  2. ‘Fake-out’: Skenario tahun 2019, di mana pasar mengalami pra-bull market diikuti oleh penurunan, sebelum bull run yang sesungguhnya dimulai.
  3. ‘Normal Baru’: Ini adalah skenario yang condong dipilih oleh PlanB. Di sini, RSI akan berfluktuasi dalam rentang antara 55 dan 75. Tidak ada puncak ekstrem (merah), tetapi juga tidak ada penurunan yang dalam (biru).

Investor Institusional Mengubah Permainan
#

Mengapa PlanB condong ke skenario ketiga? Alasannya terletak pada masuknya investor institusional. Berbeda dengan investor ritel, yang sering mencoba membeli di harga rendah dan menjual di harga tinggi, institusi berpikir dalam hal exposure (misalnya, 1% dari portofolio mereka).

Jika harga bitcoin naik tajam, investasi mereka akan menjadi lebih besar dari 1 persen itu dan mereka harus menjual untuk melakukan rebalancing. Jika harga turun, mereka harus membeli lagi. Mekanisme ini meredam volatilitas dan dapat membuat bitcoin bergerak dalam rentang yang ketat di sekitar garis tren, tanpa lonjakan ekstrem yang kita kenal dari masa lalu.

Harga Dasar dan Valuasi Stock-to-Flow
#

Dari segi teknis, 200 week moving average dan realized price keduanya berada di sekitar $56.000. Garis-garis ini secara historis berfungsi sebagai dasar terakhir di sebuah bear market. PlanB mencatat bahwa dalam bull market yang sesungguhnya, harga akan bergerak jauh di atas garis-garis ini (divergence), sesuatu yang belum kita lihat secara meyakinkan dalam siklus ini. Ini menunjukkan bahwa euforia sejati belum dimulai.

Terakhir, PlanB tetap berpegang pada model Stock-to-Flow (S2F)-nya. Meskipun para kritikus meragukannya karena penurunan saat ini, model tersebut masih menunjuk ke harga rata-rata $500.000 untuk periode 2024-2028.

Harga saat ini $90.000 berarti menurut model ini, bitcoin sangat diundervaluasi. PlanB menyatakan bahwa model tidak memprediksi puncak atau dasar, melainkan tren rata-rata, dan bahwa aksi harga saat ini mungkin membuat frustrasi, tetapi tidak abnormal dalam konteks historis.